Selasa, 25 Agustus 2009

TENTANG PERSPEKTIF (Bagian 1)

Juli 2007………
Pagi buta, aku sudah sampai Registrasi Unit 1. Berharap urusan ini akan cepat kelar karena aku harus segera kembali ke tempat karantina. Aku menunggu, menunggu pintu itu di buka. Disaat itulah ada yang menohok pikiranku, berbagai asumsi-asumsi mengelayuti otakku. Apa yang Nampak mata membuatku menarik kesimpulan”apa aku bias tinggal di lingkungan seperti ini, Yogyakarta…….”

Semua bentuk kecemasan mengantarku pada sebuah titik, lebih tepatnya titik masa lalu. Yang terpikir saat itu adalah “masih ada kesempatan untuk mengundurkan diri”. Sesekali aku bertanya pada diriku sendiri ‘”yakin???Matematika?????”. semua ini adalah puncak dari keputusan yang aku ambil 3 bulan yang lalu.

Tiga bulan yang lalu, saat aku memutuskan memilih matematika lewat jalur PBU, aku dan kedua teman akrabku punya pilihan masing-masing. Ningrum mengampil PMDK Fisika di UNS, Ferinika memutuskan mendaftarkan dirinya di Statistik UNDIP, dan aku….aku Matematika UNY.

Aku berfikir, aku seperti mahasiswa salah jurusan. Seumur-umur baru sekali aku ikut lomba matematika, itupun waktu SD. Dan waktu SMA semua orangpun tahu kalau kemampuanku di Biologi dan Kimia. Saat diumumkan kLo aku dterima, banyak lontaran kata yang menciutkan nyaliku……”heh,,,,anak olimpiade Biologi nyasar ke matematika” dan lebih parah lagi wali kelasku bilang “Eka…eka…..”, entah apa maksud dari perkataan beliau, mungkin itulah ekspresi beliau karena melihat diriku yang selalu “NEKAD dan TEKAD”
Disaat genting inilah (he…he…LEBAY) aku mencoba berfikir lebih tenang. Kembali kepada pikiran bijak bahwa “apa yang menurut kita baik, belum tentu baik di mata-Nya”.
Dulu saat aku melingkari matematika, batinku tenang, tanpa ada kekhawatiran sedikitpun, rasanya mengalir, seperti ikhlas itu menyelimuti hatiku dan pikirku. Aku yakin keraguan ini timbul karena pemikiran-pemikiran yang seharusnya tak layak untuk aku pikirkan. Pemikiran-pemikiran yang hanya membuat semangatku menyublim. Terkadang kita harus pura-pura tuli….tuli untuk mendengarkan jeritan-jeritan keraguan dan keputusasaan…karena baik-buruk itu timbul dari pikiran kita. Andai pikiran kita baik….maka yang kau dapatkan akan kebaikan pula. Dan ketenangan yang dulu kurasakan, aku definisikan sebagai petunjuk dari-Nya. Memang di MATEMATIKAlah tempatku berada…….
Aku meyakini, kelak MATEMATIKA tidak hanya sekedar memberiku rumus tapi LEBIH…dan LEBIH……


“SEKARANG AKU TELAH MEMBUKTIKANNYA-2009”

0 komentar:

Posting Komentar