Selasa, 25 Agustus 2009

MIMPI ITUW SERU

Bagian 1
(tergeletak di kasur empuk)




“Aku tidak ingin kalah, aku tidak mau mereka merasakan apa yang aku rasakan”. Setidaknya itulah kata yang sering di ucapkan sahabatku. Sahabat yang selalu berpura-pura kuat di antara kelemahan- kelemahannya. Seorang teman yang berusaha bahagia diantara ketidakberdayaannya.
“Aku emang egois, tapi aku mau merubah semua”. Perkataannya semakin membuatku kalut, kalut karena betapa aku memahaminya. Ya Allah apa lagi yang akan dilakukan anak ini???berilah ia kekuatan-Mu.
Hari ketika ia mengucapkan kata-kata itu adalah hari ketika ia bangkit dari rasa putus asa. Hari dimana ia ingin berjuang untuk mimpinya.
“ Hei..Pu, hoo….ho….senyummu sudah lebar, habis makan mie ayam gratis?”
“Jon…Jon…,ini tu nggak Cuma sekedar mie ayam gratis, tapi lebih.LEBIH”
“ya…ya….ya….seperti biasa”
Aku termangu, batinku’semoga senyum itu slalu menemanimu sobat’

Malam itu ia bercerita, rutinitas yang selalu ia kerjakan, kebiasaan ia sebelum melukis hari esok.
Yang terlihat malam itu adalah pemandangan biasa. Mata merah menahan air mata. Suara yang serak menahan isak. Itulah dia…….itu cukup menggambarkan betapa batinnya terluka tapi juga bahagia.

“ni anak kebo yak, bisa-bisanya tidur”
Perbincangan kita selalu di akhiri oleh adegan tidurnya. Pu,,,selau tertidur bila bercerita.

Kulihat secarik kertas disudut meja kecilnya, meja yang sudah menemaninya selama 19 tahun, meja tua senantisa menjadi sandaran tangan tangan kerasnya,pikiran-pikiran beratnya
Dan di kertas itu….......


Setitik luka dan setetes air mata
Beradu….memporak-porandakan duniaku
Tubuh kaku
Batin teriris sembilu

Ya…Allah
Ditengah ketidakberdayaanku
Ditengah ratapanku
Engkau berikan aku kekuatan baru

Tuhan, hari ini Engkau tiupkan jiwa baru padaku. Jiwa yang meyakinkanku untuk bertahan diantara kerikil-kerikil cobaan.
Aku bersujud pada-Mu ya ….Aziz,,,,,,
Ya…Robb…..
Sakit yang dulu kurasakan,hingga menangispun tiada air mata, yang ada hanyalah sesak di dada dan leher seakan terlilit pita. Semuanya membuatku tumbuh,aku tidak ingin mundur,aku ingin melanjutkan perjuangan. Mimpi-mimpi itu tak pantas lenyap, kekecewaan itu tak pantas melekat.
Aku yang terjepit keadaan. Kini Engkau hadapkan pada kenyataan bahwa akulah yang harus berjuang. Inikah buah dari semua yang aku alami ya Allah………
Tapi yang pasti diantara perenunganku malam ini kutemukan bahwa “aku masih biasa merasakan kedamaian dan keindahan,kasih sayang dan kegembiraan,dan yang terpenting adalah kesadaran dirinyang lebih mendalam”. Terimakasih Tuhan…..




“Jon…kamu masih disini?????”
“Pu..hiks..hiks…”
Aku menangis-menangis dihadapan sahabatku. Aku merasakan gumpalan-gumpalan dalam dadaku, dalam otakku. Aku merangkulnya, pelukan erat itu jarang kulakukan padanya. Dia tak hanya sahabatku tapi juga adik kecilku, setidaknya begitu.
Aku jadi teringat kata-kata yang pernah ku baca dalam buku chiken soup bahwa penyakit paling menakutkan itu bukan leukemia dan bukan TBC melainkan tidak DIKEHENDAKI, tidak dicintai dan tidak di pedulikan


(bersambung)
tunggu cerita selanjutnya yak....

0 komentar:

Posting Komentar