Rabu, 17 Februari 2010

Salam....

apa kabarnya kalian????

kalow eka menyapa itu artinya berada pada keadaan yang sedang membosankan....
yaw..menyapamu dunia maya....dunia yang tak pernah mengaturku.......


entah.....plagiat atau apalah itu.....hingga menumpulkan otakku....
syarafku tak lagi meletupkan ide-ide yang brilian.....

klow bisa dikata ini adalah klimaks dari kejenuhan.....

bosan kau membaca keluhan eka?????sayangnya ini bukan eka anggap keluhan.....!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

POTONGAN PERTAMA:

memang aneh orang itu hidup...apapun usaha kita dan bagaimanapun hasilnya pasti selalu saja ada orang yang mencerca...bahkan ketika hasil itu memuaskan....apa karena kebanyakan orang berorientasi pada hasil???????

POTONGAN KEDUA:

huff...kesabaranku di uji...di uji untuk kesekian kali dan akupun rela.....semoga bisa menjadi diri lebih baik.......

mungkin eka yang kurang bisa mengkomunikasikan hingga pada akhirnya sedikit cacat seperti itu.......

mereka beda dengan yang selama ini disekitarku..
harusnya dengan penuh kedewasaan eka memahami bahwa tiap tempat punya kultur sendiri-sendiri bahkan pola pikir sendiri-sendiri.......

HARUS LEBIH BISA MELIHAT KEADAAN.......bismillah........

POTONGAN KETIGA :

menyebalkan...menyebalkan.....tapi tetap saja berujung pada pemikiran (menenangkan diri sendiri) dengan
"sudah...sudahlah eka, mulai sekarang coba lebih proaktif..bisa jadi ini karena eka yang belum sepenuhnya disana, belum sepenuhnya meluangkan waktu disana, pelan-pelan..........berfikir positif dan berfikir sederhana mungkin akan lebih baik, so semanagat.....ayuk mulai pendekatan kultural.....tidak semuanya bisa diatasi dengan struktural dan tidak selamanya struktural berjalan baik...ini beda..mereka beda......"
dan yaw.....bismillah........

POTONGAN KE EMPAT:

walau IP semester eka naik banyak...tapi IPK eka tetap turun...semester 4 benar-benar membuat nilai eka kembang-kempis........tidak ada lagi cumlode...........yang ada terjun payung...hohoho.....

tak apalah....
kata Pak Tuharto (Dosen Kalkulus lanjut-Pemodelan Matematika- Kewirausahaan):
"jangan pernah menyesali pilihan..suatu saat piliohan itu akan membawa kebaikan untukkmu...percayalah..."

siap pak....seperti yang eka tulis dalam pertanyaan no.2 dari bapak "Maju terus pantang Mundur"

semester ini harus bisa menghapus satu nilai C disemester 4..Bismillah.....

POTONGAN KE ENAM:

semester lima ini hampir panen nilai C...2 nilai C ada di KHS eka.....usut punya usut satu nilai C hilang dan menjadi B (Perjuangan mencari keadilan membuahkan hasil_ternyata lembar pemantauan konsultasi proyek pemodelan matematika tidak eka kumpulkan so dosennya nggak bisa menilai_setelah dikumpulkan dan menunggu 3 hari_ C menjadi B, alhamdulillah......)

POTONGAN KETUJUH:

ehm...ini dia...Buat kamu-kamu yang suka mengganggu dan menggoyahkan prinsipku sepanjang tahun 2009 dan yang terbaru bulan ini..alah lebay...
THANKS...berkat kalian eka semakin kekeh dengan prinsip eka....
bismillah......
Allah senantiasi bersama eka..amiin.....

POTONGAN KEDELAPAN:

semester 6 ini mengambil 24 sks yang notabennya kuliahnya 32 SKS, semangat...tekad dan nekad...eka pasti bisa.....

semua buku wajib dilahab habis......hajar bleh.......meski berat badan harus turun lagi karena uang makan buat beli ntuw semua buku...ehm...hajar..nggak masalah....

semangant.........
tapi kapan yak pipi eka kempes....hahahhahaha.....

POTONGAN KE SEMBILAN:

ehm...lanjutkan entar yak..eka mow ketemuw ma punggawa humas HIMATIKA EMAS 2010 duluw...MUKERNAS didepan mata euy......

Sabtu, 06 Februari 2010

"Yang terindah untuk Kaum Hawa"

Hawa,
Sadarkah engkau sebelum datangnya sinar Islam, engkau dizalimi, hak kamu dicerobohi, engkau ditanam hidup-hidup, tiada penghormatan walau secebis oleh kaum adam, tiada nilai di mata kaum adam, engkau hanya sebagai alat untuk memuaskan hawa nafsu mereka. Tapi kini bila rahmat Islam menyelubungi alam, bila sinar Islam berkembang, derajat kita diangkat, kesucian kita terpelihara, engkau dihargai dan dipandang mulia, dan mendapat tempat di sisi Allah sehingga tiada sebaik-baik hiasan di dunia ini melainkan wanita sholehah.

Wahai Hawa,
Kenapa engkau tak menghargai nikmat iman dan Islam itu? Kenapa mesti engkau kaku dalam mentaati ajaranNya, kenapa masih segan mengamalkan isi kandungannya dan kenapa masih was-was dalam mematuhi perintahNya?

Wahai Hawa,
Tangan yang mengoncang buaian boleh mengoncang dunia, sadarlah hawa kau dapat mengoncang dunia dengan melahirkan manusia yang hebat yakni yang sholeh dan sholehah, kau bisa menggegar dunia dengan menjadi isteri yang taat serta memberi dorongan dan sokongan pada suami yang sejati dalam menegakkan Islam di mata dunia.

Tapi hawa, jangan sesekali kau coba menggoncang keimanan lelaki dengan lembut tuturmu, dengan ayu wajahmu, dengan lengguk tubuhmu. Jangan kau menghentak-hentak kakimu untuk menyatakan kehadiranmu.

Jangan Hawa,
jangan sesekali coba menarik perhatian kaum adam yang bukan suamimu. Jangan sesekali mengoda lelaki yang bukan suamimu, karena aku khawatir ia mengundang kemurkaan dan kebencian Allah.
dan memberi kegembiraan pada syaitan karena wanita adalah jala syaitan, alat yang dieksploitasikan oleh syaitan dalam menyesatkan Adam.

Hawa,
Andai engkau masih remaja, jadilah anak yang sholehah buat kedua ibu-bapakmu, andai engkau sudah bersuami jadilah isteri yang meringankan beban suamimu, andai engkau seorang ibu didiklah anakmu sampai ia tak gentar memperjuangkan ad-din Allah.

Hawa,
Andai engkau belum menikah, jangan kau risau akan jodohmu, ingatlah hawa janji Tuhan kita, wanita yang baik adalah untuk lelaki yang baik. Jangan menggadaikan kesucianmu hanya semata-mata karena seorang lelaki, jangan memakai pakaian yang menampakkan sosok tubuhmu hanya untuk menarik perhatian dan memikat kaum lelaki, karena kau bukan memancing hatinya tapi merangsang nafsunya.


Jangan memulakan pertemuan dengan lelaki yang bukan muhrim karena aku khawatir dari mata turun ke hati, dari senyuman membawa ke salam, dari salam cenderung kepada pertemuan dan dari pertemuan... takut lahirnya nafsu kejahatan yang menguasai diri.

Hawa,
Lelaki yang baik tidak melihat paras rupa, lelaki yang soleh tidak memilih wanita melalui keseksiannya, lelaki yang wara' tidak menilai wanita melalui keayuaannya, kemanjaannya serta kemampuannya menggoncang iman mereka.

Tetapi hawa, lelaki yang baik akan menilai wanita melalui akhlaknya, peribadinya dan ad-dinnya. Lelaki yang baik tidak menginginkan sebuah pertemuan dengan wanita yang bukan muhrimnya karena dia takut memberi kesempatan pada syaitan untuk mengodanya. Lelaki yang wara' juga tak mau bermain cinta sebabnya dia tahu apa tujuan dalam sebuah hubungan antara lelaki dan wanita yakni pernikahan.

Oleh itu Hawa,
Jagalah pandanganmu, jagalah pakaianmu, jagalah akhlakmu, kuatkan pendirianmu. Andai kata ditakdirkan tiada cinta dari Adam untukmu, cukuplah hanya cinta Allah menyinari dan memenuhi jiwamu, biarlah hanya cinta kedua ibu-bapakmu yang memberi kehangatan kebahagiaan buat dirimu, cukuplah sekadar cinta adik-beradik serta keluarga yang akan membahagiakan dirimu.


Hawa,
Cintailah Allah dikala susah dan senang karena kau akan memperolehi cinta dari insan yang juga mencintai Allah.
Cintailah kedua ibu-bapakmu karena kau akan peroleh keridhaan Allah.
Cintailah keluargamu karena tiada cinta selain cinta keluarga.

Hawa,
Ingatanku yang terakhir, biarlah tangan yang menggoncang buaian ini dapat menggoncang dunia dalam mencapai keredhaan Illahi. Jangan sesekali tangan ini juga yang menggoncang keimanan kaum Adam, karena aku sukar menerimanya dan aku benci mendengarnya.
Suatu saat ada yang harus pergi, suatu saat ada yang akan datang. Mungkin yang pergi tidak akan kembali, dan mungkin yang datang hanya sebentar

Kamis, 04 Februari 2010

'TITIK BALIK PERUBAHAN'

SEDIKIT SAJA ANAK PANAH BERGESER FOKUSNYA, MAKA AKAN TERJADI PERGESERAN SANGAT BESAR DARI TITIK BIDIK. PERUBAHAN KECIL PADA MASA SEKARANG ,AKAN MEMBAWA PERUBAHAN BESAR DIMASA YANG AKAN DATANG

***

Tersebutlah seorang pemuda ahli maksiat. Tiada satu haripun dia lalui kecuali dia gunakan untuk mabuk-mabukkan, berjudi, main wanita dan sederet kemaksiatan lainnya.
Suatu malam dia berkeliling mencari wanita yang mau diajak kencan.Pucuk dicinta ulampun tiba. Dari sebuah rumah berlentera terang, terdengar olehnya suara merdu. Pemuda itu segera tahu bahwa didalam rumah berdiam seorang wanita cantik tak bersuami, dan tanpa pikir panjang diapun segera masuk. Namun ketika sudah berada di dalam rumah, dia malah tertegun. Dia melihat wanita tersebut sedang membaca Al-quran.

Diapun semakin terhanyut, tatkala mendengar wanita itu membaca ayat ke-16 dari QS Al-Hadid (57); “BELUM TIBAKAH WAKTUNYA BAGI ORANG-ORANG YANG BERIMAN UNTUK TUNDUK HATI MEREKA UNTUK MENGINGAT ALLAH DAN KEPADA KEBENARAN YANG TELAH TURUN KEPADA MEREKA?”
Sontak saja hati sang pemuda tergetar. Ayat itu seakan-akan ditujukan kepadanya. Hatinya yang sekian lama dibaluri karatan dosa seakan terkuak. Cahaya Iman yang telah sekian lama padam kini bersinar kembali. Saat itu, ambruklah nafsu syahwatnya. Dia tertunduk lesu dan menangis.Dia berlari ke mesjid untuk bersujud kepada Allah yang telah lama dilupakannya.

Sejak peristiwa itu, kelakuan sang pemuda berubah 180 derajat. Dia larut dalam ibadah dan mencari ilmu. Pemuda itu bernama Fudhail bin’ Iyadh. Kemudian dia dikenal sebagai Sufi dan ulama besar pada zamannya.

***

Sedikit saja anak panah bergeser fokusnya, maka akan terjadi pergeseran sangat besar dari titik balik. Perubahan kecil pada masa sekarang, akan membawa perubahan besar dimasa yang akan datang. Karena itu , kemampuan memilih sikap bisa mengubah total kehidupan seseorang dimasa datang. Itulah yang terjadi pada Fudhail bin ‘Iyadh.

Hanya lewat satu peristiwa , dia mengubah haluan hidupnya, sehingga berubah pula perjalanan nasibnya, dari seorang ahli maksiat menjadi ahli Taat yang namanya terus abadi hingga berabad-abad lamanya. “TEGURAN” dari Allah benar-benar menohok jiwanya, hingga dia tersadarkan dari tidur panjang berselimutkan kejahiliyahan.

Tiada diragukan lagi, hidayah Allah-lah yang menjadikan seseorang berubah. Namun hidayah dari Allah bukan barang Gratisan, karena ia harus dicari. Tidak bisa kita mengatakan bahwa Allah belum memberi kita hidayah, sementara hidayah Allah bertebaran dimana-mana, disetiap waktu, disetiap tempat dan disetiap peristiwa. Masalahnya mau atau tidak kita mengambilnya.

Andaikan hidayah itu Televisi, maka kita harus berikhtiar agar dapat menyalakannya.
Andaikan Hidayah itu ada di majelis Ilmu , kita harus rajin mendatanginya.
Andaikan hidayah itu ada dalam doa, rajin-rajinlah berdoa memohon hidayah.
Berdoalah untuk diri sendiri, untuk pasangan hidup, untuk orang tua, untuk anak cucu, untuk sanak saudara, serta orang-orang yang kita kenal maupun tidak kita kenal. Orang yang belum pernah berbuat baik maupun orang yang pernah menzalimi kita.

Sekali lagi Allah Ta’ala menebarkan kunci-kunci hidayah disekitar kita.
Didalam setiap peristiwa yang ditakdirkan , terkandung limpahan hidayah yang bisa membuat seseorang terbangkitkan energi dirinya.
Ada yang berubah ketika ditinggal mati orangtuanya.
Ada yang berubah ketika mendapat hinaan dari atasannya,
Ada yang berubah ketika bangkrut usahanya,
Ada yang berubah ketika mendapat nasehat dari orang berilmu,
Ada yang berubah ketika dia masuk penjara,
Ada yang berubah ketika patah hati dan dikecewakan,
Ada yang berubah ketika melihat bening mata bayi kecilnya, dsb.
Bahkan jatuhnya sebutir Apel dari pohon dapat mengubah wajah dunia secara keseluruhan, seperti yang terjadi pada Isaac newton. Jatuhnya Apel telah menginspirasinya untuk menemukan Hukum relativitas.

Yang terpenting maukah kita membuka hati dan pikiran?
Maukah kita belajar serta mau mengakui kelemahan diri?
Jika hal ini dilakukan , akan lebih mudah bagi kita untuk meraih limpahan hidayah Allah, kapanpun dan dimanapun kita berada.
Namun jika belum mau juga, tampaknya kita harus menderita terlebih dulu sebelum melakukan perubahan.
Biasanya penderitaan Efektik mengubah seseorang

***

(Dikutip dari “ Mengantar Ginjal Ke Surga” karya Eman Sulaiman )

BC24012010

karena bintang pun bercahaya

Sesekali pandanglah langit di malam hari. Kalau tidak mendung, kita bisa melihat betapa indahnya kelap-kelip bintang menghiasi langit. Ada yang terlihat terang ada yang terlihat meredup. Ada yang terlihat berwarna jingga, ada yang terlihat berwarna biru, ada yang terlihat putih. Semuanya membuat indah walaupun kita sedang di dalam suasana kegelapan malam.

Tahukah Anda bahwa sebetulnya cahaya bintang-bintang yang kita lihat saat ini bukan merupakan cahaya yang sebenarnya pada saat ini dipancarkan dari bintang-bintang itu. Bintang-bintang itu sama seperti matahari kita, juga memancarkan cahaya ke bumi. Cahaya itu sampai ke penglihatan kita setelah menempuh waktu yang amat sangat lama. Cahaya itu menempuh jarak dalam satuan tahun cahaya (light year). Kalau biasanya kita menghitung jarak dengan meter, inci, dan lainnya, astronom menggunakan satuan tahun cahaya untuk menghitung jarak yang sangat jauh. Satu tahun cahaya adalah jarak yang ditempuh oleh cahaya dalam satu tahun.

Sedikit angka-angka, kecepatan cahaya dalam ruang hampa adalah sekitar 300,000 kilometer per detik. Sehingga dalam satu tahun cahaya berarti mempunyai jarak 9,460,800,000,000 kilometer, hmmm... sungguh jarak yang luar biasa jauh. Ibaratkan seseorang yang menempuh perjalan sejauh itu, tentu akan memakan waktu yang sangat lama. Demikian pula dengan cahaya dari bintang yang jaraknya bisa sampai ratusan tahun cahaya. Misalnya bintang Alkaid mempunyai jarak sekitar 101 tahun cahaya dari bumi. Berarti cahaya yang kita lihat dari bintang Alkaid sekarang merupakan pancaran cahaya dari 101 tahun yang lalu. Jadi kita melihat cahaya dari masa lampau. Subhanallah.

Selain itu, sebagaimana matahari yang suatu saat nanti tidak lagi beraktivitas, semua bintang mempunyai umur hidup yang menentukan pancaran cahaya yang diberikannya. Beberapa bintang sebetulnya bintang itu sudah tidak ada... sudah mati... sudah tidak beraktivitas lagi, tetapi saat ini kita masih bisa melihat pancaran cahayanya. Subhanallah.

Kita diberi Allah suatu keajaiban. Di satu sisi, kita diberi alam semesta yang amat sangat luas, sehingga perlu memakan waktu yang sangat lama untuk mengeksplorasinya. Di sisi lain, kita diberi kemampuan untuk melihat masa lampau dari alam semesta ini, melalui cahaya bintang tadi. Melalui cahaya bintang itu, kita bisa mengukur seberapa jauh bumi kita ini dengan bintang lain. Melalui cahaya bintang itu, kita bisa menggunakannya untuk menghitung berapa lama lagi matahari akan meredup dan menjadi mati.

Sama halnya dengan bintang, manusia pun diberi waktu hidup. Nabi Muhammad pernah berkata, bahwa kita ini mempunyai umur sekitar 60-70 tahun. Dalam kurun waktu itu, kalau boleh diandaikan dengan bintang, merupakan waktu dimana kita memancarkan cahaya. Waktu dimana kita bisa memberikan yang terbaik untuk kemaslahatan umat dan mencari ridho Allah. Setelah kita wafat nanti, seperti bintang di langit, kita akan meredup dan tidak beraktivitas lagi.

Seperti bintang, 'cahaya' dari diri ini masih bisa terus hidup. Cahaya dalam diri ini masih bisa hidup jika amalan yang kita kerjakan bermanfaat bagi umat. Amalan yang baik dan digunakan terus menerus oleh umat akan selalu membuat diri kita yang sudah wafat tadi masih terus dikenang. Lihatlah nama-nama Newton, Einstein, Galileo dan tidak ketinggalan ilmuwan dan tokoh muslim seperti Imam Bukhari, Al-Khawarizmi, Ibnu Sina, dan masih banyak lagi yang lain. Mereka tetap dikenang, karena 'cahaya' dari mereka yaitu amal perbuatan mereka berguna bagi umat ini.

Apa saja yang sudah kita lakukan? Cukupkah dalam umur begitu pendek, kita mengisinya dengan amalan yang baik? Cukupkah amal yang kita kerjakan membuat 'cahaya' yang kita berikan bertahan? Tinggal bagaimana kita menggunakan waktu kita untuk berbuat baik, sehingga 'cahaya' dari diri kita ini dapat terus menerus menerangi kehidupan orang lain sampai saat ini, walaupun kita sudah wafat.

"Maha Suci Allah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun, Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah." (Qur'an Al Mulk:1-4) Wallahu'alam bi shshawab

Jadilah seperti bintang, yang mempunyai karakter teguh pendirian, bisa menerangi diri sendiri dan orang sekitarnya, ketika mereka menjadi satu, maka mereka menjadi bisa menjadi pelopor dan penunjuk jalan kebenaran, tidak mudah terpengaruh oleh tipu muslihat musush2nya, bahkan menjadi penerang di dalam lingkungan yg jahil. "Nakhtalitu walaakin natamayyazu..."

"Dan dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu menjadikannya petunjuk dalam kegelapan didarat dan dilaut. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kebesaran (Kami) kepada orang-orang yang mengetahui" (QS Al-An'am : 97)

"Leading is Gathering"

"Tugas Besar Pemimpin adalah menghimpun, menata yang terserak, tak beraturan menjadi Megah, Indah nan Etis. Sehingga lawan tanding memilih untuk menyerah tanpa pertumbahan darah"

Sebagaimana Muhammad, Hamzah, Khalid, Abu Ubaidah, Al Fatih, Al Ayyubi yang menghimpun potensi umat yang terserak menjadi Megah, Indah, Etis mempesona lawan yang berakhir perdamaian.

(M Sujana prophetic Leader Zone)

IKHLAS

Orang yang ikhlas adalah orang yang tidak mempunyai harapan apapun dari perbuatannya selain ridho dari Allah SWT. Dan orang yang ikhlas cukuplah Allah SWT yang memberikan pahala dari apa yang telah diperbuatnya. Allah SWT tidak akan zalim kepada hamba-hamba-Nya, maka orang yang ikhlas tidak akan banyak kecewa, mengapa? Karena orang yang ikhlas hanya berpikir dan bergantung hanya kepada Allah SWT Yang Maha Sempurna,karena setiap perbuatan tidak ada yang kecil dalam pandangan Allah SWT.

Ada tiga hal yang membuat orang menjadi tidak ikhlas, Pertama, sangat senang mendapatkan pujian. Kedua, takut mendapatkan cacian. Ketiga, ingin sesuatu atau imbalan dari apa yang telah dikerjakannya. Keinginan untuk mendapatkan pujian dari manusia, kita alihkan menjadi keinginnan untuk dipuji oleh Allah SWT. Karena akan mendekatkan diri kita untuk ikhlas. Melakukan kegiatan apapun kalau tidak didasari dengan niat yang ihlas, maka tidak ada nilainya dalam pandangan Allah SWT, Seperti jasad tanpa ruh. Orang yang iklhas tidak akan mengharap pujan, imbalan, balas budi, ataupun dihargai, bahkan ucapan terima kasih dari makhluk pun tidak dia harapkan, orang yang ikhlas hanya terfokus pada berbuat kebaikan, dan tidak pernah lelah dalam menjalani hidup. Kita hanya akan banyak kecewa dan sakit hati kalau mengharapkan penghargaan, penghormatan, dan diberikan ucapan terima kasih dari manusia.

Amal yang dilakukan tanpa keikhlasan, tidak akan mendapatkan kenikmatan, tidak akan mendapatkan kekuatan dan kemuliaan. Oleh karena itu, selain kita berusaha memperbanyak amal, yang paling penting adalah meluruskan niat kita dengan ikhlas.

SEMOGA BERMANFAAT,..!!!!!!!