Kamis, 17 November 2011

TIDAK ADA KEBAIKAN YANG REMEH TEMEH

Aku sering bertanya pada diriku sendiri, apakah perbuatan yang aku lakukan bisa bermanfaat bagi dunia nyata,, yang kadang aku sendiri menggelengkan kepala dengan apa yang terjadi di lingkunganku. Apakah kamu penah berfiki bahwa kebaikan yang kamu lakukan adalah remeh,bahkan terlalu asik dengan pemikiran-pemikiran besar tanpa ada tindakan…

Bagaimana mungkin bisa aku mengubah dan mempengaruhi dunia sedang aku saja tak mampu dekat dengan adekku. Dia begitu keras, pendiam, dan tak suka yang neko-neko. Tak jauh beda denganku, jujur saja aku tidak pernah mengalah dengannya. Saat usiaku 20 tahun dan dia 13 tahun.. aku baru sadar tak pernah sekalipun dia memanggilku kakak atau mbak….

Seandainya aku menanyakan bagaimana kabarnya tiap sore hari.. dan menanyakan bagaimana dia disekolah tadi… mungkin kita akan lebih akrab.. sebuah tindakan yang sederhana, mungkin remeh temeh tapi hangat. Sayangnya itu tak pernah aku lakukan sampai usiaku 21 tahun.

Kalau malam aku sering menyapanya… tentu sj via sms, dan ternyata dia membalas.. dengan kata yang cukup sederhana.. tapi setidaknya ini adalah awal yang baik. Banyak hal yang kutanyakan, bagaimana teman-temannya disekolah, dia suka kaos warna apa, dan pertanyaan konyol apakah dia sudah mulai suka sama lawan jenis. J

Sebagai mahasiswa yang aktif berorganisasi , banyak waktuku yang tesita dikampus, apalagi aku harus mengambil mata kuliah ekstra karena beberapa semester lalu nilaiku jelek. Meski jarak tempuh rumah dengan kampusku tak lebih dari 3 jam, tetap saja aku jarang pulang. Sampai suatu hari adekku sms kalau bentar lagi dia akan uji coba ujian nasional, dia bilang “mbak… pulang ndak???ajari aku matematika”. Tersontak tajam membaca sms itu, itu kali pertama ada kata “mbak” dalam smsnya.

Aku senang, aku bangga, pun tersipu malu… bagaiana nanti waktu aku mengajarinya.. menjadi guru privatnya…hahahahahha….. apakah aku bisa?????sepertinya ini kali pertama aku mengajarinya. Ini bukan karena keluargaku tidak harmonis, tapi memang adekku memiliki kecerdasan diatas rata-rata dari temen sebayanya. Bahkan ketika TK dia sudah lancar membaca dan mengerjakan soal-soal matematika anak kelas 2 SD. Jadi aku beranggapan dia sudah bisa, bahkan lebih bisa dari pada aku waktu kecil dulu.

Sekarang dia sudah duduk dibangku SMK kelas X jurusan Teknik Permesinan. Setidaknya dalam sepekan ia rajin menghubungiku, menceritakan apa yang sedang terjadi dirumah, berbagi tentang temen-temen sekolahnya yang menurut dia punya logat bicara yang aneh dan jauh dari logat tempat kita tinggal. Satu yang dia sungkan cerita ke aku, tentang si gadis yang dia suka. Sepertinya dia tahu kalau aku sama sekali tidak mau kompromi tentang satu hal itu.

Kemarin saat usiaku beranjak ke 22 tahun, sengaja aku tidak membuka laptop. Tidak mengerjakan skripsi. Hanya bersantai saja dan berfikir tentang masa yang sudah kulewati, perjalanan hidupku apakah sia-sia saja. Sampai pada akhirnya Jum’at sore aku menyalakan laptop dan mendapati background laptopku berubah…. Ada ucapan selamat ulang tahun….


Aku terharu… langsung teriak,,, “ahhhh eeemmaaaakkkkkkkkk liat apa yang adek bikin buatku”

Mungkin ucapan diatas jauh dari mewah… tapi bagiku ini indah.. indah di hati.. aku sangat menghargainya. Ini adalah karya pertama yang dia buat untukku. Kami semakin akrab saja, dan aku yakin semakin hari kita semakin satu. Pelan-pelan akan kucoba memahamkan dia bagaimana hidup itu, bagaimaa pentingnya merencanakan masa depan, dan mengajarkan dia rasa takut akan Tuhan. Aku percaya dia bisa menjaga dirinya dengan baik ditengah pergaulan yang “kurang baik” sekarang ini. Aku cukup menyapanya di pagi hari atau malam hari, efek dari itu akan berpengaruh untuk kita,,, nggak cuma sepagian atau sesorean,, tapi selamanya.

Kalau kalian bertanya padaku, buku apa yang sudah menginspirasiku. Aku tak bisa menjawabnya, bahkan aku sudah lupa siapa pengarangnya. Yang jelas, itu buku sedang dibaca salah satu temen sekelasku. Dia menceritakan bait yang dia suka, bait yang terkadang dia ucapkan saat aku berfikir “ahhhhh…. Aku ini jauh dari itu… tak banyak surat maupun hadist yang aku hafal… lalu bagaimana aku bisa berdakwah”. Temenku bilang,dalam buku yang sedang ia baca… bahwa berdakwah bukan hanya kewajiban orang-orag yang berilmu… orang yang hobi makan setidaknya bisa menyarankan tempat memesan makanan yang enak dan murah untuk kegiatan dakwah, orang yang suka main, setidaknya bisa menyarankan tempat-tempat untuk kegiatan dakwah… dan masih banyak lagi yang ia ceritakan… dan kesimpulan yang aku tangkap adalah “tidak ada kebaikan yang remeh temeh…kebaikan tetaplah kebaikan” . sejak itu aku menerapkannya pada adekku, sederhana memang yang aku lakukan tapi efeknya luar biasa.


2 komentar:

SEMESTA TAZKIYA mengatakan...

nice share, gue ampe nangis bacanya :D

ekaspirit mengatakan...

Taz.. aku yg seharusnya berterimakasih padamu.. tentu kau tahu teman yg membawa buku itu adalah kamu.. :)

kapan MABID???katanya mau mabid... kau tahu? 6 bulan lebih kita tak ketemu... luv u my friend...

(Eka Pujon)

Posting Komentar