Senin, 26 Oktober 2009

CINTAKU MELEKAT DI TAHU BACEM

Cintaku melekat di tahu bacem……………………………………….NIE CERPEN YANG MOE EKA IKUTKAN LOMBA, tapi g jadi...belum kelar cih......temanya "Hero in your life"(tema dari panitia)

Matahari menyengat, sejuknya udara yang di hembuskan pendingin ruangan tak mampu menghapus semua peluh yang ada di jiwa nendra. Bukan karena panas udara saja akan tetapi pengap di hatinya, ya….jendela hati dan pikirannya tertutup, tak sedikitpun celah nampak, mungkin celah itu enggan melekat padanya.

Agustus 2007,

Aku nendra, aku di besarkan di sebuah kawasan pertanian, sebagai anak sulung dari 3 bersaudara. Meski kedua orangtuaku tak pernah kuliah, pendidikan penting sekali bagi keluarga kami. Dulu aku pernah berfikir mereka adalah orang bodoh, aku tidak pernah tahu pasti apakah kedua adik laki-laki ku juga berfikir seperti itu, belakangan ketika aku duduk di bangku SMA aku merasakan bahwa mereka termasuk orang cerdas.

Sebelum aku beranjak dari desa yang membesarkan aku, aku jatuh sakit. Aku dapat melihat bagaimana adegan ke dua orang tuaku terseok-seok mengurus diriku.

“dua puluh menit lagi, dokter akan tiba”, kata ibu kepada bapakku

“ya…”sepintas ayah menjawab sembari senyum

“Ayo…..” pekik ibu,”cepat beranjak dari kursimu pak, anakmu sakit, tak biasa dia sakit”

“yang namanya manusia bu, pasti bias sakit,meski anakmu itu kaya srikandhi dia juga manusia bu”

Mereka memiliki kemampuan untuk membuat anaknya merasa istimewa, karena itu aku merasa aku adalah anak kesayangan mereka, mungkin kedua adekku juga berfikir seperti itu. Mereka tidak pernah menasehatiku kecuali aku memintanya, dan mereka tidak memandang diriku sebagai remaja, setidaknya bapak dan ibu tidak pernah menghakimi anak-anaknya.

“berat memang……tapi bapak yakin nendra bisa”, tiba-tiba bapak duduk di sebelah tempatku berbaring

“berat???apa bapak mengerti apa yang nendra fikirkan?????”

“mungkin bapak tak mengerti, tapi hanya sebatas tahu nak……”, lirih bapak menjawab pertanyaanku “ini bukan masalah memahami orang lain, tapi memahami anak sendiri. Paham maksud bapak???”

“ehm, ya pak. Nendra paham” tangan ku mulai lemas, “ibu mana pak”

“di belakang. Menyiapkan makan buat kamu”, ayah agak menggeser duduknya, berusaha untuk bisa meraih keningku”Kau tahu apa yang bapak pikirkan sekarang?”

“yang bapak pikirkan????tidak, atau kenapa nendra sampai seperti ini???”

“Tidak nak, bukan itu”

Ayah semakin dekat denganku. Meraih tanganku yang lunglai, entahlah…dari kemarin tubuh ini lesu, gontai……..tapi ayah kelihatannya tak peduli dengan itu.

“Mulai minggu depan tidak ada lagi yang membuat Boi dan Tea menagis, Tidak ada lagi rutinitas bermain badminton bersama” mata ayah berkaca, di sudut pintu kulihat ibu mendengarkan perbincangan kami.

TUNGGU KELANJUTANNYA YAK....^^

0 komentar:

Posting Komentar